Oleh: Mahmun Syarif Nst, M.AP
Pendahuluan
Indonesia telah
menempuh perjalanan panjang sejak meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Setiap tahun, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia menjadi
momen penting untuk merenungkan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang
telah mempersembahkan hidup mereka demi kebebasan bangsa. Salah satu sosok
pahlawan yang jarang dibicarakan namun memiliki kontribusi besar dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah Brigjen TNI Abdul Manaf Lubis.
Peran dan Kontribusi Brigjen TNI Abdul Manaf Lubis
Brigjen TNI
Abdul Manaf Lubis adalah seorang prajurit yang dikenal karena dedikasi dan
keberaniannya dalam membela tanah air. Selama masa perjuangan kemerdekaan,
beliau terlibat dalam berbagai operasi militer yang bertujuan untuk
mempertahankan kedaulatan Indonesia dari ancaman eksternal dan internal.
Keberanian dan keteguhan hati Brigjen TNI Abdul Manaf Lubis dalam menghadapi
musuh, serta kecerdasannya dalam merencanakan strategi perang, menjadikannya
salah satu pahlawan yang dihormati dalam sejarah militer Indonesia.
Perjuangan Abdul
Manaf Lubis tidak hanya terbatas pada medan pertempuran. Sebagai seorang
pemimpin, beliau juga dikenal sebagai figur yang mampu memotivasi dan
membangkitkan semangat juang para prajurit di bawah komandonya. Patriotisme
yang ditunjukkannya tercermin dalam sikap dan tindakan sehari-hari, di mana
kepentingan bangsa dan negara selalu menjadi prioritas utama.
Pada Agresi
Militer Belanda ke-1, Lubis bersama Letkol. Ricardo Siahaan dan Lahiraja Munthe memimpin
pasukan TNI dalam pertempuran di Lubuk Pakam, yang menimbulkan banyak
korban di pihak pasukan Belanda. Pasukan pimpinan Lubis juga diketahui pernah
bertikai dengan pasukan Maludin
Simbolon. Setelah pertempuran, Lubis dan pasukannya
menyeberangi Sungai Ular untuk melakukan serangan balasan terhadap Belanda yang
telah menduduki Kota Tebing Tinggi. Setelah Perjanjian Renville, Lubis terus menerus
mendapat tugas dari komandan sektornya.
Setelah
kemerdekaan, Lubis dipercayakan untuk menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan pada
tahun 1961 hingga 1963. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Perwira Tinggi
Markas Besar Angkatan Darat untuk karier militer.
Sukacita Perang
Saat mau
memasuki daerah pasukan Belanda, Manaf Lubis dengan pasukannya hendak mau melakukan
penyerangan ke Stadiun Halaban daerah Asahan yang diduduki
oleh tentara Belanda, Manaf Lubis beserta pasukan yang dipimpinnya berhasil menguasai
Stadiun Halaban dari tentara Belanda, Manaf Lubis memerintahkan pasukannya
untuk menyita senjata dan pelengkapan tentara Belanda yang
ditinggalkan, Manaf Lubis memasuki salah satu ruangan di stadiun Halaban
membuka sebuah lemari yang berisikan susu dan makanan, teringat lah Manaf Lubis
akan istri dan anaknya yang baru saja dilahirkan sehingga Dia mengambil satu
dan beberapa susu dan makanan ringan untuk diberikan kepada istri dan anaknya
yang baru lahir. Manaf Lubis prajurit yang
tangguh dan tidak gentar akan desingan peluru dan mortil yang diarahkan kepada
dia dan pasukannya, tetapi melihat sebuah kaleng susu yang ditinggalkan
dilemari dari tentara Belanda Dia teringat akan keluarga yang ditinggalkannya
untuk kepentingan tugas negara.
Patriotisme dalam Konteks Kemerdekaan
Patriotisme yang
ditunjukkan oleh Brigjen TNI Abdul Manaf Lubis memberikan kita contoh nyata
tentang apa artinya mencintai dan berjuang untuk tanah air. Dalam konteks HUT
Kemerdekaan Indonesia ke-79, patriotisme semacam ini menjadi refleksi penting
bagi kita semua. Di era modern ini, di mana ancaman terhadap kedaulatan bangsa
mungkin tidak lagi datang dalam bentuk agresi militer, semangat patriotisme
tetap relevan dan dibutuhkan.
Patriotisme
tidak hanya berarti kesiapan untuk mengangkat senjata demi negara, tetapi juga
mencakup tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memajukan bangsa
melalui pendidikan, ekonomi, dan sosial, serta melestarikan nilai-nilai luhur
yang menjadi dasar berdirinya negara kita. Semangat juang yang diwariskan oleh
Brigjen TNI Abdul Manaf Lubis harus terus hidup dalam setiap generasi, agar
Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang berdaulat dan dihormati di
kancah internasional.
Refleksi HUT Kemerdekaan ke-79
Pada peringatan
HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 ini, mari kita renungkan kembali makna
dari kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan,
melainkan awal dari upaya tanpa henti untuk membangun bangsa yang kuat, adil,
dan makmur. Patriotisme seperti yang dicontohkan oleh Brigjen TNI Abdul Manaf
Lubis mengajarkan kita bahwa cinta kepada tanah air harus diwujudkan dalam
tindakan nyata, baik dalam bentuk kontribusi kepada masyarakat, menjaga
integritas nasional, maupun dalam memperkuat kedaulatan negara di berbagai
bidang.
Kesimpulan
Brigjen TNI
Abdul Manaf Lubis adalah simbol dari patriotisme yang sejati. Pengabdiannya
kepada negara dan dedikasinya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
memberikan kita pelajaran berharga tentang arti sebenarnya dari cinta tanah
air. Dalam peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-79 ini, semangat juang dan
patriotisme beliau harus menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
terus bekerja keras demi kemajuan bangsa. Mari kita jaga dan pelihara
kemerdekaan ini dengan sepenuh hati, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
para pahlawan kita.
: